Rabu, 09 November 2011

MENGIDENTIFIKASI TAMANAMN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

  1. Kapasitas lapang
Kapasitas Lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2 - 3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh air, textur dan struktur tanahnya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan temperatur yang cukup tinggi. Kelembaban pada saat ini berada di antara 5 - 40%. Selama air di dalam tanah masih lebih tinggi daripada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air kapiler selalu dapat mengganti kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembaban tanah turun sampai di bawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile. Akar-akar akan membentuk cabang-cabang lebih banyak, pemanjangan lebih cepat untuk mendapatkan suatu air bagi konsumsinya.
Oleh karena itu akar-akar tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah yang kandungan air di bawah kapasitas lapang akan selalu becabang-cabang dengan hebat sekali. Kapasitas lapang sangat penting pula artinya karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya. Tergantung dari textur lapisan tanahnya maka untuk menaikkan kelembaban 1 feet tanah kering sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan sebesar 0,5 - 3 inches.

2. Titik  Kelayuan permanen
          Bilamana tanaman ditanam pada keadaan air yang cukup maka tanaman itu akan mengambil air kapiler dari dalam tanah tersebut.
         Bila sampai batas maksimum, air kapiler dapat diambil dan mendekati habis maka tanaman akan menjadi layu. Meskipun pada titik layu ini tanah menunjukkan tekanan osmose yang sangat nyata tetapi tetap tidak mampu menunjukkan tekanan osmose yang sangat nyata tetapi tetap tidak mampu menunjukkan suatu kemampuan tanaman tersebut terhadap absorbsi airnya. Kehilangan turgescensi ini pada tanaman-tanaman yang lemah terjadi pada daun-daun yang telah tua kemudian diikuti oleh Kapasitas Lapang
tanahnya maka untuk menaikkan kelembaban 1 feet tanah kering sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan sebesar 0,5 - 3 inches.
          Bilamana tanaman ditanam pada keadaan air yang cukup maka tanaman itu akan mengambil air kapiler dari dalam tanah tersebut.
         Bila sampai batas maksimum, air kapiler dapat diambil dan mendekati habis maka tanaman akan menjadi layu. Meskipun pada titik layu ini tanah menunjukkan tekanan osmose yang sangat nyata tetapi tetap tidak mampu menunjukkan tekanan osmose yang sangat nyata tetapi tetap tidak mampu menunjukkan suatu kemampuan tanaman tersebut terhadap absorbsi airnya. Kehilangan turgescensi ini pada tanaman-tanaman yang lemah terjadi pada daun-daun yang telah tua kemudian diikuti oleh daun-daun muda.
          Kelayuan demikian ini disebabkan oleh keringnya tanah. Tetapi jika kelayuan disebabkan karena keringnya udara maka kelayuan tersebut disebut kelayuan temporer dan pada kelayuan temporer ini tanaman-tanaman masih dapat memanfaatkan air yang diberikan kemudian. Persentase air yang terdapat di dalam tanah tempat tanaman menunjukkan kelayuan abadi maka disebut persentase kelayuan abadi/koefisien kelayuan. Koefisien ini berkisar antara 1 - 15% ini akan diikuti air kapiler dan air higroskopis. Umumnya tanaman-tanaman pada kecepatan yang sangat rendah masih dapat mengambil air. Kecepatan yang rendah itu tidak mampu untuk menghidupkan tanaman lagi. Daun-daun tanaman pada kecepatan pengambilan air sangat rendah masih dapat mengambil air di bawah persentase kelayuan abadi. Ini dilakukan oleh akar-akar yang dalam keadaan dormant tetap tidak dapat menyebabkan tanaman hidup. Selama pertumbuhan dan fungsi tanaman tidak terhenti sampai kelembaban tanah turun dan mencapai persentase kelayuan abadi, air di atas nilai tersebut disebut dengan air pertumbuhan/growth water, ialah air yang siap diserap oleh tanaman. Tanah yang mengandung air di bawah  kapasitas lapang disebut sebagai tanah kering.disebabkan karena keringnya udara maka kelayuan tersebut disebut kelayuan temporer dan pada kelayuan temporer ini tanaman-tanaman masih dapat memanfaatkan air yang diberikan kemudian. Persentase air yang terdapat di dalam tanah tempat tanaman menunjukkan kelayuan abadi maka disebut persentase kelayuan abadi/koefisien kelayuan. Koefisien ini berkisar antara 1 - 15% ini akan diikuti air kapiler dan air higroskopis. Umumnya tanaman-tanaman pada kecepatan yang sangat rendah masih dapat mengambil air. Kecepatan yang rendah itu tidak mampu untuk menghidupkan tanaman lagi. Daun-daun tanaman pada kecepatan pengambilan air sangat rendah masih dapat mengambil air di bawah persentase kelayuan abadi. Ini dilakukan oleh akar-akar yang dalam keadaan dormant tetap tidak dapat menyebabkan tanaman hidup. Selama pertumbuhan dan fungsi tanaman tidak terhenti sampai kelembaban tanah turun dan mencapai persentase kelayuan abadi, air di atas nilai tersebut disebut dengan air pertumbuhan/growth water, ialah air yang siap diserap oleh tanaman. Tanah yang mengandung air di bawah  kapasitas lapang disebut sebagai tanah kering.

3. Air gravitasi
Air dalam tanah yang bergeraknya ke bawah dipengaruhi gravitasi bumi. Sehabis hujan tanah akan dijenuhi air karena gaya gravitasi, air akan turun ke bawah pada lapisan-lapisan dibawahnya.
Bila air dalam jumlah yang cukup maka lapisan yang basah ini kejenuhan permanen yang disebut permukaan air tanah.


4. Air higroskopis
Oleh sebab penguapan air ke udara maka air kapiler akan selalu berkurang jumlahnya di dalam tanah. Bila pengurangan air karena peristiwa penguapan ini berjalan terus menerus maka kekuatan tarik menarik antara partikel tanah dan air akan menjadi naik. Sehingga akan terdapat/tinggal air yang tidak dalam keadaan cair sehingga air yang demikian ini baik ditinjau dari segi khemis maupun biologis tidak begitu berguna bagi tanaman dan disebut air higroskopis dan punya manfaat yang sedikit.

5. Air tersedia adalah sejumlah air yang dapat diekstrak oleh tanaman yang berada pada kisaran kapasitas lapang dan sebelum titik layu permanen. Ketersediaaanya tergantung pada tekstur dan struktur tanah. Ekstraksi air oleh tanaman dilakukan oleh akar yang dapat menembus tanah. Tanah dengan ruang perakaran yang dalam sangat sesuai untuk kapas karena tanaman tidak mudah mengalami gangguan stress air. Tidak hanya kedalaman akar yang berpengaruh terhadap serapan air tetapi kerapatan akar juga berpengaruh.

1 komentar: