Jumat, 18 November 2011

Cara Mengitung Kalibrasi alat semprot (sprayer)


Mengitung Kalibrasi alat semprot (sprayer)

Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk
luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan
penyemprotan yang gunanya adalah :

1.Menghindari pemborosan herbisida
2.Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida
3.Memperkecil pencemaran lingkungan.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan
kalibrasi:
1.Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m
2.Isi tangki alat semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter - Pompa tangki sebanyak 10-12 kali hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh
3.Lakukan penyemprotan pada areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5 liter tersebut habis.
4.Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter air tersebut.
5.Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta luas
areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut.

Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter
menggunakan nosel polijet warna biru.

Ulangan Panjang (m) Luas (m2)
I. 33 49,5
II. 33 49,5
III. 34 51
Rata - rata 33,3 50

Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka
banyaknya air yang dibutuhkan adalah:

Volume air = 10.000 m2 x 2,5 liter air/1,5 mx33,3m
= 10.000 m2 x 2 5 liter air/50 M2
= 500 liter/ha.
Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah 3 liter (3000 ml) per
hektar maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air pencampur adalah:
Volume herbisida = (15 liter x 3000 ml)/500 liter
= 90 ml herbisida /15 liter air






LAPORAN PRAKTIKUM MK. PENGENDALIAN GULMA
KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia.
Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara-caraPreventif (pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan sistem budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara terpadu.
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. Salah satunya pengendalian secara kimiawi dengan pestisida atau herbisida menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack
sprayer).
TujuanPraktikum ini bertujuan antara lain agar mahasiswa mampu mengkalibrasi
dan mengukur dosis pestisida secara tepat dan benar dengan knapsack sprayer. Selain itu, melatih kemampuan berjalan sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut adalah di Kebun Percobaan
Cikabayan Bawah, Dramaga, Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah air. Sedangkan alat yang dipergunakan
antara lain ember, gelas ukur, knapsack sprayer, meteran, danstopwatch.
Pelaksanaan
Cara menggunakan Knapsack Sprayer
Masukkan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya ke dalam tangki
sprayer .
Lakukan penyemprotan ke arah ember selama satu menit, sebelumnya pompa terlebih dahulu untuk membuat tekanan pada tangki sprayer. Lakukan untuk masing-masingnozzle dan ukur.
Lakukan penyemprotan pada lahan dengan jarak 50 cm di atas permukaan
tanah. Ukur lebar hasil penyemprotan.
Buat jarak untuk jalur perjalanan sepanjang 10 m.
Lakukan pengukuran dengan kecepatan berjalan yang konstan sesuai waktu
yang telah ditentukan.
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi pestisida atau herbisida dengan menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack sprayer) yang sebelumnya harus dilakukan kalibrasi. Kalibrasi itu sendiri merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
Knapsack sprayer yang digunakan memiliki kapasitas penuh 15 L larutan dan memiliki empat macam nozzle yaitu warna merah, biru, hijau, dan kuning yang masing-masing proyeksi, volume semprot, dan lebar semprot berbeda. Pengukuran kapasitas curah (nozzle delivery) dilakukan dalam tiga kali ulangan, satu menit per ulangan. Sedangkan untuk pengukuran lebar semprot (swath) dilakukan satu kali ulangan pada ketinggian 50 cm di atas permukaan gulma/lahan.
Nozzle merah memiliki lebar semprot 2 m, nozzle biru 1.5 m, nozzle hijau 1 m, dan nozzle kuning 0.5 m. Volume semprot yang dihasilkan berbanding lurus dengan lebar semprot masing-masing nozzle. Namun hasil pengukuran praktikum menghasilkan data yang berbeda. Seperti pada tabel, nozzle dengan volume dan lebar
semprot terbesar adalah nozzle kuning, yaitu dengan volume 2346.7 mL/menit dan lebar semprot 204 cm. Sedangkan volume terendah adalah nozzle merah sebesar 1153.3 mL/menit, dan lebar semprot terendah adalah nozzle hijau sebesar 158.3 cm.
Lebar semprot yang berbeda mungkin dikarenakan adanyaDrift yaitu bias semprot (butirandroplet yang salah sasaran) hal ini dapat disebabkan oleh angin. Selain itu, volume semprot yang jauh berbeda dari seharusnya kemungkinan disebabkan oleh penggunaan alat yang salah. Saat praktikum penggunaan alat dilakukan oleh beberapa orang, perbedaan kekuatan, kecepatan memompa dapat mempengaruhi volume semprot per menitnya.
Pengukuran waktu yang digunakan dimaksudkan agar dapat memperkirakan kecepatan berjalan saat menggunakan nozzle tertentu. Efesiensi bahan juga dapat diterapkan jika cara berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Kalibrasi knapsack sprayer
Knapsack (tipe gendong) dapat lebih akurat digunakan
apabila dikalibrasi secara benar. Kita akan mempergunakan
plot kecil untuk mengkalibrasi knapsack dan kemudian
bekerja untuk mengetahui berapa banyak air yang
digunakan per 1.000 meter persegi (m2) dan per hektare
(10.000 m2).
Kalibrasi
Kalibrasi knapsack sprayer atau spayer bertekanan
merupakan pekerjaan sederhana yang membutuhkan sedikit
waktu saja.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum melakukan kalibrasi:
Knapsack harus dalam kondisi bersih dan terpelihara
dengan baik
Gunakan air biasa untuk mengkalibrasi sprayer,
Ketepatan kalibrasi tergantung pada apakah anda dapat menggunakan pompa untuk menghasilkan
tekanan yang konstan secara terus-menerus, dan berjalan dengan kecepatan yang tetap secara
terus menerus. Anda harus menjalankan pompa dengan kecepatan konstan (tepat) sehingga anda
dapat menemukan kecepatan menyemprot yang paling nyaman bagi anda.
Metode kalibrasi
1. Periksa apakah semprotan anda bekerja dengan baik.
2. Tandai area yang akan digunakan untuk kalibrasi (seluas 25 m2)dengan menggunakan turus
disetiap pojokan lahan. Akan lebih baik kalau area untuk mengkalibrasi merupakan area yang
sama (bagian dari )yang akan disemprot (diaplikasi pestisida) sehingga kalibrasi laju aplikasi
sama dengan saat aplikasi.
3. Isi knapsack sampai penuh.
4. Semprot plot kalibrasi dengan tekanan dan kecepatan penyemprotan yang sama dengan
tekanan dan kecepatan yang akan anda gunakan pada saat menyemprot lahan anda.
5. Setelah selesai menyemprot pada lahan untuk kalibrasi, bawa knapsack sprayer ke tempat
pengisian air, dan ukur berapa air yang diperlukan untuk mengisi penuh knapsack sprayer.
Jumlah air yang digunakan untuk mengisi penuh knapsack sprayer harus diukur dalam satuan
liter.
6. Banyaknya air yang diperlukan untuk 1.000 meter persegi, atau per hektare dapat ditunjukkan
dalam table atau menggunakan rumus sebagai berikut.
Laju air/1,000 meter persegi = jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi 40
Laju air/hektare = jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi x 400
Contoh pencampuran cairan semprot.
Pekerjaan ini menggunakan knapsack sprayer berukuran 16 liter untuk menyemprot lahan kentang
berukuran panjang 50 m dan lebar 30 m (1.500 m2), menggunakan fungisida dengan dosis 2,5 kg/ha.
Untuk informasi lebih lanjut lihat www.indopetani.com
Jumlah air yang digunakan untuk menyemprot plot kalibrasi adalah sebesar 0.4 L (400 mL). Dengan
menggunakan Tabel, dapat diperoleh nilai laju air per hektare sebesar 16 L /1,000 m2 atau 160 L/ha.
Untuk mengetahui berapa tangki air yang akan diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare,
dapat menggunakan rumus ini:
Jumlah tangki/hectare = (jumlah air(liter)/hectare) / (Volume knapsack sprayer dalam satuan liters)
= 160/16
= 10
Oleh karena itu 10 tangki penuh air diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare dengan
menggunakan air sebanyak 160 L air/hektare.
Berikutnya, hitung kuantitas (jumlah) fungisida yang harus ditambahkan ke setiap knapsack yang penuh
air dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah senyawa kimia/tangki = (jumlah senyawa kimia /hektare) / (jumlah tangki/hektare)
= 2.5 kg/10
= 0.25 kg
= 250 grams
Hal tersebut menunjukkan bahwa 250 gram fungisida harus ditambahkan ke masing-masing tangki
penuh air untuk menjamin dosis penggunaan sebanyak 2,5 kg produk fungisida per hektare di 160 L air per hektare.

Kalibrasi Alat Semprot
Tindakan pengendalian OPT dilapangan harus dilaksanakan dengan perlakuan yang tepat yaitu 1.tepat Sasaran, 2 tepat Jenis Pestisida, 3 tepat dosis dan konsentrasi , 4 tepat cara dan 5 tepat waktu.  Untuk memenuhi ketepatan pengendalian tersebut  khususnya tepat dosis/konsentrasi dan tepat cara aplikasi dibutuhkan suatu perlakuan terhadap alat yang dipergunakan berupa pengukuran alat semprot yang disebut kalibrasi. 
Kalibrasi adalah  perlakuan terhadap suatu alat untuk mengetahui kapasitas dan kemampuan kerjanya sehingga alat tersebut dapat dipergunakan secara tepat guna dan hasil guna.
Yang perlu diketahui adalah   
  •  Dosis dan konsentrasi cairan semprot
  •   Volume alat yang akan digunakan
  •   Kapasitas nozel  dalam ukuran  liter/menit
  •   Lamanya  waktu penyemprotan.
  • Jangkauan semprot atau rentang lebar semprot kiri dan kanan
  •   Jarak tempuh penyemprotan 
Yang dicari adalah berapa kecepatan jalan operator supaya volume cairan sempot  dapat habis tepat ketika  sampai pada batas akhir lahan yang disemprot
Perhitungan :
Dosis  yang dipergunakan  1 liter /ha dan kosentrasi 2 cc/ liter air  jadi volume semprot yaitu ( 1000 cc/ 2) x 1 liter = 500 liter/ ha
Volume alat yang dipergunakan 14 liter.   jumlah tangki = 500 per 14 = 35,7 Tangki/ ha
Kapasitas nozel adalah kemampuan nozel mengeluarkan cairan semprot pada waktu 1 menit  missal 2 liter/ menit artinya lama waktu penyemprotan adalah  500 per 2 = 250 menit per ha = 250 per 60 =  4,1 jam/ ha.
Jangkauan semprot adalah lebar semprot kiri dan kakan  seandainya jangkauan kiri 1 m dan kanan 1 meter artinya lebar semprot = 2 mter.
Jarak tempuh per ha ditentukan oleh lebar semprot
1 ha adalah  lebar 100 m xpanjang  100 m,  = lebar lahan per2 kali panjang lahan =50 x 100 = 5000 meter
Kecepatan adalah  jarak per waktu  = 5000m per 250 menit = 20 meter/ menit
Berapa langkah operator harus berjalan dalam waktu 1 menit.  Hal ini tergantung panjang langkah operator itu sendiri
Artinya setiap operator harus mengukur  panjang langkah masing masing. Seandainya panjang langkah adalah 0,5 meter artinya  20 meter per 0,5 = 40 langkah per menit . maka operator harus berlatih agar bisa sesuai . Untuk ancer ancer maka perlu dihitung  berapa detik per langkah dengan cara  membagi detikper langkah = 60 per 40 yaitu
1,5 detik per langkah
 Kesimpulan dari kasus tersebut diatas adalah 
1. Lamanya penyempratan untuk aplikasi selaus 1 ha = 4,1 jam/ orang
2.Kecepatan jalan operator pada saat aplikasi adalah 1,5 detik /langkah






6 komentar:

  1. mbak.. bisa posting tentang "membudidayakan tanaman secara hidroponik??"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba tinggal browsing ja, banyak ko tentang budidaya tanaman secara hidrophonik, banyak pilihan ddan berbagai media tanam dan cara.

      Hapus
  2. mbak kalo menghitung luas areal instalasi hidroponik sistem DFT gimana mbak?

    BalasHapus
  3. Bagaimana cara menghitung volume semprot nya

    BalasHapus
  4. Bagaimana cara menghitung volume semprot nya

    BalasHapus